Buah Manis Iman Kepada Takdir
OLEH RIRIN FITRIAH CAHYANINGSIH
Hati yang tenang
Ketika seorang mukmin menerima dan rida dengan ketetapan Allah, maka akan mengantarkannya kepada ketenangan hati dan jiwa. Jiwanya akan selamat dari kecemasan dan kegoncangan. Seseorang tidak perlu cemas dan bersedih dengan segala ketetapan yang tidak disenanginya, dan jangan tertipu dengan keuntungan dunia yang ia dapatkan. Hendaknya dia sabar ketika ditimpa kesulitan (dan hal tersebut baik untuknya). Bersyukur ketika mendapat kesenangan (dan hal tersebut baik untuknya). Tidak akan didapatkan sifat demikian, kecuali pada seorang mukmin)
Tidak berputus asa
Menerima takdir tidak mungkin terwujud, kecuali setelah seseorang melakukan usaha maksimal meniti jalan yang mengantarkannya kepada kebaikan. Jika dia belum meraih apa yang diinginkannya, maka hendaknya dia mengucapkan, (Takdir Allah dan apa yang Dia kehendaki pasti terjadi).
Keteguhan di dalam hati
Seorang mukmin tidak akan meraih kenikmatan iman hingga dia mengetahui bahwa apa saja yang telah ditetapkan untuknya, maka tidak akan meleset. Dan apa saja yang tidak ditetapkan untuknya, maka tidak akan menimpanya.
Berusaha mengambil sebab
Bukanlah maksud dari iman kepada takdir adalah pasrah duduk bermalas-malasan, merasa tidak ada gunanya berletih-letih berusaha dan bekerja. Toh, semuanya sudah ditetapkan (dalam kitab) jauh sebelumnya. Makna yang benar adalah bahwa Allah sebagaimana Dia mengetahui sebab-sebabnya, hasil akhirnya, dan keterkaitan sebab dengan sebab lainnya, di mana semua itu adalah bagian dari takdir, maka ketika Allah juga menetapkan satu perkara, Dia akan mudahkan sebab-sebab terwujudnya dengan pengetahuan-Nya, hingga terwujud dengan cara yang Dia ketahui pula.
Meluapkan semangat di dalam diri
Pada saat kaum muslimin terdahulu memahami takdir dengan pemahaman yang benar, Allah berikan kepemimpinan bagi mereka di muka bumi. Mereka berjalan membawa agama ke seluruh bumi. Mereka menundukkan separuh dunia dalam setengah abad atau sebagaimana yang telah dikatakan oleh salah satu orang orientalis, “Mereka (kaum muslimin) menaklukkan dalam 80 tahun apa yang ditaklukkan Romawi dalam 800 tahun. Takdir yang menimpa mereka tidak melemahkan mereka sedikit pun. Tidak pula mereka menjadi lemah dan tertunduk. Mereka berperang dengan cita-cita yang mulia dengan keberanian dan peperangan yang baik dan penuh berkah. Mereka tegakkan keadilan, sebarkan Islam. Mereka membuktikan bahwa iman kepada takdir mengantarkan kepada kekuatan dan kemampuan maksimal seorang manusia. Agar mengenal sunah kauniyah yang telah Allah tetapkan, menggali harta kekayaan bumi, dan memanfaatkan karunia tersebut