Menu Tutup

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI TPB MATA PELAJARAN PAI MATERI BUKTI BERIMAN: MEMENUHI JANJI, MENSYUKURI NIKMAT, MEMELIHARA LISAN, DAN MENUTUPI AIB ORANG LAIN DI SMK PANCASILA 3 BATURETNO KABUPATEN WONOGIRITAHUN PELAJARAN 2022/ 2023

 

Ririn Fitriah Cahyaningsih

SMK Pancasila 3 Baturetno, Wonogiri, Jawa Tengah

 

 

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pokok bahasan Materi Bukti Beriman : Mensyukuri nikmat, menepati janji, menjaga lisan dan menjaga aib orang lain kelas XI TPB SMK Pancasila 3 Baturetno melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Problem based learning  yang dilakukan dalam dua siklus untuk mencapai keberhasilan tindakan. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) lebih dari 80% siswa. Obyek penelitian ini adalah peserta didik kelas XI TPB SMK Pancasila 3 Baturetno Tahun Pelajaran 2022/2023 yang berjumlah 36 peserta didik. Tenik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi, tes hasil belajar, dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) telah dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya peningkatan rata- rata kelas dan ketuntasan belajar peserta didik. Rata-rata kelas pada siklus I sebesar 76,87 siklus II sebesar 81,25. Sedangkan ketuntasan belajar peserta didik pada siklus I sebesar 75 %, siklus II sebesar 100 %.

 

Kata kunci: Problem Based Learning (PBL), Hasil Belajar, mensyukuri nikmat, menepati janji, menjaga lisan, menjaga aib orang lain.

 

  1. PENDAHULUAN

Terwujudnya kondisi pembelajaran peserta didik aktif merupakan harapan dari semua komponen pendidikan termasuk masyarakat dan para praktisi dunia pendidikan. Oleh karena itu dalam dalam kegiatan pembelajaran dituntut suatu strategi pembelajaran yang direncanakan oleh guru dengan mengedepankan keaktifan peserta didik saat proses belajar mengajar sedang berlangsung. Dengan proses mengajar yang mengedepankan keaktifan peserta didik diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehingga hasil belajar menjadi lebih maksimal sesuai dengan tujuan pendidikan di sekolah.

Dalam kegiatan belajar mengajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan juga bermacam-macam, ada yang cepat, ada yang sedang, dan ada yang lambat. Faktor intelegensi mempengaruhi daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Cepat lambatnya penerimaan anak didik terhadap bahan pelajaran yang diberikan menghendaki pemberian waktu yang bervariasi, sehingga penguasaan penuh dapat tercapai.

Khususnya dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, agar peserta didik dapat memahami materi yang disampaikan guru dengan baik, maka Strategi Berorientasi Aktivitas Siswa, guru akan memulai membuka pelajaran dengan menyampaikan kata kunci, tujuan yang ingin dicapai, baru memaparkan isi dan diakhiri dengan memberikan soal-soal kepada siswa.

Materi yang terkandung di dalam pelajaran PAI sangat banyak dan beragam, mulai dari ketahuidan, fiqh, hadits, tafsir Al Qur’an dan lain sebaginya. Salah satu materi penting yang dipelajari adalah Bukti Beriman : Memenuhi Janji, Mensyukuri Nikmat, Memelihara lisan, Menutupi Aib Orang. disampaikan pada semester gasal pada tingkat SMK Kelas XI. Kondisi peserta didik di SMK Pancasila 3 Baturetno kelas XI TPB sekarang ini memiliki pemahaman terhadap Bukti Beriman : Memenuhi Janji, Mensyukuri Nikmat, Memelihara lisan, Menutupi Aib Orang yang masih rendah. Pada awalnya menggunakan metode klasik yaitu metode ceramah. Selama proses pembelajaran 10% peserta didik dari 29 anak bermain sendiri, 30% peserta didik mengantuk, 30% peserta didik kurang memperhatikan dan 30% peserta didik kurang aktif. Berdasarkan fenomena tersebut, penggunaan metode ceramah perlu dilakukan variasi dengan menggunakan metode lain antara lain dengan metode problem based learning.

Berdasarkan pada fenomena tersebut, pembelajaran materi Bukti Beriman : Memenuhi Janji, Mensyukuri Nikmat, Memelihara lisan, Menutupi Aib Orang dengan menggunakan metode problem based learning sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Bukti Beriman : Memenuhi Janji, Mensyukuri Nikmat, Memelihara lisan, Menutupi Aib Orang Pada peserta didik kelas XI TPB SMK Pancasila 3 Baturetno perlu dilakukan melalui Penelitian Tindakan Kelas, peneliti ini menentukan judul: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI TPB  MATA PELAJARAN PAI MATERI BUKTI BERIMAN: MEMENUHI JANJI, MENSYUKURI NIKMAT, MEMELIHARA LISAN, DAN MENUTUPI AIB ORANG LAIN DI SMK PANCASILA 3 BATURETNO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2022/ 2023”.

 

  1. KAJIAN TEORI
  2. Tinjauan Tentang Hasil Belajar
  3. Hasil belajar

Belajar merupakan suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap dan mengokohkan kepribadian (Suyono, 2017: 9). Menurut Budiningsih menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan, yang mana siswa aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep, dan memberi makna tentang hal-hal yang dipelajari (Jamil Suprihatinigrum, 2017: 15).

Dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses dimana perilaku siswa dihasilkan atau dimodifikasi dari pelatihan atau pengalaman. Dalam penelitian ini, belajar yang dimaksud adalah belajar di lingkungan sekolah karena penelitian ini dilaksanakan di kelas saat pembelajaran berlangsung. Diakhir kegiatan pembelajaran di sekolah diadakan hasil belajar untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa. Menurut K. Ibrahim menyatakan bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor (Ahmad Susanto, 2013: 5).

Jadi, hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku siswa ke arah yang lebih baik. Perubahan yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan belajar yang telah dilakukan oleh siswa. Perubahan itu adalah hasil yang telah dicapai dari proses belajar, untuk mendapatkan hasil belajar dalam bentuk perubahan harus melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktorfaktor dari dalam diri siswa dan luar siswa. Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan pada C-1, C-2 dan C-3 ranah kognitif menurut Bloom.

  1. 2. Macam-Macam Hasil Belajar

Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris. Menurut pendapat Bloom dalam menganalisis kompetensi hasil belajar menjadi tiga aspek, dengan tingkatan yang berbeda-beda setiap aspeknya, yaitu kompetensi: a. Kognitif, meliputi tingkatan pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan penilaian. b. Afektif, meliputi pemberian respons, penilaian, apresiasi, dan internalisasi. c. Psikomotorik, meliputi keterampilan gerak awal, semi rutin dan rutin (Wowo Sunaryo Kuswana, 2014: 115).

  1. Pendidikan Agama Islam
  2. Pengertian Pendidikan Agama Islam

PAI merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaranajaran pokok (dasar) yang terdapat dalam agamaIslam, sehingga PAI merupakan bagian yang terdapat dalam ajaran agama Islam. Ditinjau dari segi muatan pendidikannya, PAI merupakan mata pelajaran pokok yang menjadi satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dengan mata pelajaran lain yang bertujuan untuk pengembangan moral dan kepribadian peserta didik. Semua mata pelajaran yang memiliki tujuan tersebut harus siring dan sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh mata pelajaran PAI.

Pendidikan agama islam merupakan usaha sadar yang dilakukan penddik dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan ajaran islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.24 Karakteristik pendidikan Islamdiantaranya adalah: pertama, pendidikan Islam adalah penekanan pencarian ilmu pengetahuan, penguasaan, dan pengembangan atas dasar ibadah kepada Allah SWT. Kedua, pengakuan akan potensi dan kemampuan seseorang, berkembang dalam suatu kepribadian. Setiap pencari ilmu dipandang sebagai makhluk Tuhan yang dihormati dan disantuni. Ketiga, pengalaman ilmu pengetahuan atas dasar tanggung jawab kepada Tuhan dan masyarakat

  1. Ruang Lingkup

Pendidikan Agama Islam Pendidikan islam merupakan sebuah sistem yang memiliki keterkaitan antara komponen-komponen. Komponen-komponen tersebut adalah tujuan, pendidik, anak didik, alat-alat pendidikan dan lingkungan. Dengan demikian pendidikan Islam sebagai sistem merupakan kegiatan yang didalamnya mengandung, aspek tujuan, anak didik, pendidik, alatalat pendidikan dan lingkungan, yang antara satu dengan yang lain salingberkaitan dan membentuk suatu sistem terpadu (Basuki dan Miftahul Ulum, 2007:12)

Pendidikan Islam adalah suatu proses spiritual, akhlak, intelektual dan sosial yang berusaha membimbing manusia dan memberinya nilainilai, prinsip-prinsip dan teladan ideal dalam kehidupan yang bertujuan mempersiapkan kehidupan dunia akhirat. Secara khusus pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam.

  1. Model Pembelajaran Problem based learning
  2. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu desain yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa (Asep Jihad, 2013: 4).

Joyce & Weil berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahanbahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain (Rusman, 2016: 133)

Dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana yang dirancang untuk mempermudah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran guna mencapai tujuan instruksional.

  1. Pembelajaran problem based learning

Model pembelajaran Problem Based Learning (Pembelajaran Berbasis Masalah) adalah suatu model pembelajaran dimana dalam materi Bukti Beriman: Memenuhi Janji, Mensyukuri Nikmat, Memelihara Lisan, Menutupi Aib Orang Lain  Swt, siswa dihadapkan pada suatu masalah kehidupan nyata yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari sehingga melalui model pembelajaran ini siswa terdorong untuk berfikir kritis dan terampil dalam mencari pemecahan masalah melalaui tahapan-tahapan diantaranya adalah sebagai berikut:

  1. Mengidentifikasi masalah
  2. Pengumpulan informasi untuk menyelesaikan masalah
  3. Menentukan dan melaksanakan alternative penyelesaian dalam sebuah laporan
  4. Mengevaluasi proses dan hasil pemecahan masalah
  5. Bukti Beriman: Memenuhi Janji, Mensyukuri Nikmat, Memelihara lisan, Menutupi Aib Orang
    1. Memenuhi janji

Satu sifat lagi yang hampir identik dengan dua sifat sebelumnya (shiddiq dan amanah) adalah menepati janji. Menepati janji berarti berusaha untuk memenuhi semua yang telah dijanjikan kepada orang lain di masa yang akan datang. Orang yang menepati janji orang yang dapat memenuhi semua yang dijanjikannya. Lawan dari menepati janji adalah ingkar janji. Menepati janji merupakan salah satu sifat terpuji yang menunjukkan keluhuran budi manusia dan sekaligus menjadi hiasan yang dapat mengantarkannya mencapai kesuksesan dari upaya yang dilakukan. Menepati janji juga dapat menarik simpati dan penghormatan orang lain. Rasulullah Saw. tidak pernah mengingkari janji dalam hidupnya, sebaliknya beliau selalu menepati janji-janji yang pernah dilontarkan. Kita pun sebagai umat Nabi sudah selayaknya meneladani beliau dalam hal menepati janji ini sehingga kita selalu dipercaya oleh orang-orang yang berhubungan dengan kita. Dalam beberapa ayat al-Quran, Allah menegaskan kewajiban orang yang beriman untuk menepati janji

  1. Mensyukuri Nikmat

Membahas nikmat yang Allah swt berikan, sama halnya membahas sesuatu yang tidak akan pernah selesai. Sebab Allah sendiri selalu mencurahkan nikmat terhadap hamba-Nya. Karena begitu banyak nikmat yang diberikan, maka tidak bisa dihitung jumlah dan bentuknya. Manusia hanya bisa menerima, menjalankan, mensyukuri, atau ada pula yang mengingkari.

  1. Memelihara Lisan

Menjaga lisan adalah salah satu akhlak yang baik dan menjadi hal yang perlu untuk dibiasakan agar lisan tidak menjadi pisau  yang dapat melukai orang lain dan diri sendiri.  Kita pernah mendengar kalimat ‘talk less do more’ yang sangat familiar di telinga. Kurangi berbicara dan perbanyaklah melakukan sesuatu. Kalimat yang singkat namun memiliki banyak pesan yang dapat diambil terutama dalam kondisi di lingkungan saat ini. Orang-orang seolah berlomba-lomba untuk melontarkan berbagai opini dan menyerang lawan bicara.  Nabi Muhammad `, dari Abu Hurairah a bahwa Rasulullah ` bersabda, “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (H.R. Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47). Berkata baik atau diam, terutama pada perdebatan yang hanya membuat gaduh dan adu opini tanpa solusi, perdebatan yang mengarah pada keburukan seperti mengadu domba, memfitnah dan perilaku buruk lainnya.

 

  1. Menutupi Aib Orang

Aib dapat diartikan sebuah cela atau kondisi seseorang dilihat dari sisi keburukannya, atau hal yang tidak baik tentangnya. Seringkali kita mendengar suatu informasi dari orang lain lalu menjadikan hati kita merasa tidak enak, maka hal ini dapat disebut aib. Aib dapat berupa peristiwa, keadaan, atau suatu deskripsi. Acapkali aib –sendiri maupun orang lain– tersebut secara tidak sadar kita sebarkan. Lebih parahnya lagi jika aib tersebut disebarkan secara sadar

  • HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

 

  1. Deskripsi Prasiklus
  • Data hasil penelitian yang diperoleh meliputi hasil data tes hasil belajar, wawancara guru dan siswa, data hasil observasi aktivitas guru dan siswa, serta Data tentang penerapan model pembelajaran problem based learning selama berlangsungnya proses kegiatan belajar mengajar diperoleh dari hasil wawancara guru dan siswa, serta lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Hasil penelitian diawali dengan wawancara. Wawancara dilakukan guna memperoleh gambaran mengenai pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada materi Bukti Beriman: Menepati Janji, Mensyukuri Nikmat, Menjaga Lisan dan Menutupi Aib orang Lain, karakteristik siswa, kendala yang dihadapi guru ketika mengajar, upaya yang dilakukan guru dan hasil belajar yang telah dilakukan, dan wawancara setelah dilakukan tindakan. Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa pada saat sebelum menerapkan model pembelajaran problem based learning dan sesudah menerapkan model pembelajaran problem based learning.
    1. Pra Siklus

Masih banyak guru yang mengajar namun metode yang digunakan kurang menarik perhatian siswa sehingga menimbulkan rasa bosan dan lebih memilih untuk berbicara sendiri dengan teman sebangkunya. Padahal salah satu salah satu faktor keberhasilan pembelajaran selain hasil belajar adalah guru harus lebih kreatif dan menyenangkan dalam pembelajaran. Dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam yang dirasa sulit diingat siswa adalah materi Bukti Beriman: Menepati Janji, Mensyukuri Nikmat, Menjaga Lisan dan Menetupi Aib Orang Lain, karena siswa sebenarnya dituntut untuk tidak hanya mengetahui makna beriman saja melainkan dapat mengamalkannya.

Selain itu, diperkuat dengan hasil nilai pretes siswa kelas XI TPB SMK Pancasila 3 Baturetno yang melibatkan 16 siswa menunjukkan bahwa hampir sebagian besar yang mendapat nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan yaitu 70. Data hasil penilaian harian siswa pada tahap pra siklus adalah16 siswa hanya 7 siswa yang mampu melampaui KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) dan 9 lainnya mendapatkan nilai dibawah KKM. Berdasarkan paparan hasil pra siklus dapat disimpulkan bahwa  hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya materi Bukti Beriman : Menepati Janji, Mensyukuri Nikmat, Menjaga Lisan dan Menjaga Aib Orang Lain tergolong rendah. Persentase ketuntasan belajar yakni 42 % dengan kriteria sangat tidak baik dan nilai rata-rata 60 dengan kriteria tidak baik. Oleh  sebab itu, perlu diadakan perbaikan tindakan pada pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas.

 

  1. Siklus 1

a.Perencanaan (Planning)

Pada tahap ini, peneliti menyusun rencana tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus I. Kegiatan yang dilaksanakan peneliti diantaranya adalah mempersiapkan lembar kerja peserta didik, menyiapkan foto terkait problem materi yang akan dipecahkan, menyusun dan menyiapkan instrumen observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa, menyiapkan peralatan dokumentasi, serta membuat Modul Ajar (MA) siklus I yang disesuaikan dengan langkah-langkah model pembelajaran problem based learning.

Setelah menyiapkan segala kebutuhan yang akan digunakan dalam pembelajaran, peneliti melakukan validasi Modul Aja, butir soal, instrumen aktivitas guru dan siswa. Perangkat pembelajaran yang telah disusun peneliti kemudian di validasikan. Kegiatan validasi dilakukan dengan tujuan agar perangkat pembelajaran yang telah dibuat sesuai dengan yang hendak diukur.

a.    Tindakan (Acting)

Pada tahap tindakan, peneliti melaksanakan penelitian pada hari Senin, 24 Juli 2023 pukul 13.00-14.30 WIB. Penelitian dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam ini memiliki komposisi kinerja peneliti sebagai  pelaksanaan dan teman sejawat sebagai observer. Pelaksanaan tahap tindakan ini dibagi menjadi tiga kegiatan yaitu, kegiatan Pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Hal ini selaras dengan Modul Ajar  (MA) yang telah disusun dan sudah divalidasi.

 

b.   Pengamatan (observer)

Tahap pengamatan dilakukan selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Observer hanya bertindak sebagai pengamat dan tidak mengikuti proses kegiatan pembelajaran. Hal yang diamati observer adalah aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan panduan lembar observasi aktivitas guru dan lembar observasi aktivitas siswa yang telah disusun. Adapun hasil pengamatan yang telah dilakukan observer adalah sebagai berikut:

 

1)   Hasil Observasi Aktivitas Guru

Hasil pelaksanaan observasi aktivitas guru pada siklus I terlihat pada kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup pada lembar observasi. Pada lembar observasi aktivitas guru, terdapat 12 aspek yang diamati dengan rincian sebanyak 11 aspek diterapkan, dan 1 aspek tidak muncul karena penerapan model problem based learning yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran.

 

2)   Hasil Observasi Aktivitas Siswa

Hasil pelaksanaan observasi aktivitas siswa pada siklus I terlihat pada kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup pada lembar observasi. Pada lembar observasi aktivitas siswa, terdapat 10 aspek yang diamati dengan rincian sebanyak 9 aspek yang telah muncul dan masih ada 1 aspek yang belum muncul. Aspek yang belum muncul adalah masih fokus pada bacaan yang disampaikan waktu presentasi belum menjabarkan sendiri.

3)    Hasil Nilai Siswa

Pada kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, telah didapatkan hasil belajar pada siklus I yaitu sebagai berikut:

Berdasarkan paparan hasil pada siklus I dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya materi Bukti Beriman: Memenuhi Janji, Mensyukuri Nikmat, Memelihara Lisan, Menutupi Aib Orang Lain  SWT telah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Nilai rata-rata 76,87 dengan kriteria cukup dan persentase ketuntasan belajar yakni 75% dengan kriteria baik. Adapun indikator kinerja yang menjadi patokan adalah mencapai nilai perolehan rata-rata hasil belajar adalah ≥70. Akan tetapi, persentase ketuntasan belajar belum mencapai indikator kinerja. Adapun indikator kinerja persentase ketuntasan belajar adalah 80%.

 

2.          Siklus 2

Siklus II merupakan kelanjutan dari siklus sebelumnya yang biasa disebut dengan siklus perbaikan dan dilakukan setelah siklus I telah dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran yang sama yaitu model pembelajaran problem based learning. Namun, dalam pelaksanaanya terdapat perbaikan dalam proses pembelajaran sesuai dengan hasil refleksi pada siklus I.

Pada tahap ini tidak ada perubahan pada kegiatan awal dan kegiatan penutup, hanya memaksimalkan serta mengoptimalkan pelaksanaan dan waktu yang telah direncanakan. Berbagai tahapan yangakan dilaksanakan pada siklus II, sama dengan tahapan-tahapan yang telah dilaksanakan pada siklus I. Tahapan-tahapan tersebut secara berurutan yaitu tahap perencanaan (plan), tahap tindakan (act), tahap pengamatan (observe), dan tahap refleksi (reflect).

Berdasarkan paparan hasil pada siklus III dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam khususnya materi Bukti Beriman : Menaati Janji, Mensyukuri Nikmat, Menjaga Lisan dan Menutupi Aib Orang Lain telah mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Nilai rata-rata 81,25 dengan kriteria baik dan persentase ketuntasan belajar yakni 100% dengan kriteria sangat baik. Adapun indikator kinerja yang menjadi patokan adalah mencapai nilai perolehan rata-rata hasil belajar adalah ≥70. Akan tetapi, persentase ketuntasan belajar sudah mencapai indikator kinerja. Adapun indikator kinerja persentase ketuntasan belajar adalah 80%.

  1. Pembahasan

Tahap ini merupakan tahap hasil analisis data yang telah dilakukan peneliti setelah pengumpulan data pada siklus I dan siklus II. Data yang telah diperoleh, dianalisis untuk mengetahui perkembangan penelitian yang telah dilaksanakan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan selama dua siklus, dapat dikatakan mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Bukti Beriman : Menepati Janji, Mensyukuri Nikmat, Menjaga Lisan dan Menutupi Aib Orang Lain dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning. Berikut ini adalah deskripsi hasil penelitian yang telah dianalisis.

  1. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Bukti Beriman : Menepati Janji, Mensyukuri Nikmat, Menjaga Lisan dan Menutupi Aib Orang Lain pada Siswa Kelas XI TPB SMK Pancasila 3 Baturetno, Wonogiri.

Penerapan model pembelajaran problem based learning yang telah dilaksanakan pada siklus I dan siklus II memperoleh hasil yang berbeda pada aktivitas guru dan siswa. Pada siklus I, untuk hasil perolehan aktivitas guru mendapat skor 91,66 dengan kriteria baik dan telah mencapai indikator kinerja dan meningkat menjadi 100 pada siklus II dengan kriteria sangat baik dan telah mencapai indicator kerja. Sedangkan untuk hasil perolehan aktivitas siswa mendapat skor 90 dengan kriteria baik dan sudah mencapai indikator kinerja dan meningkat menjadi 100  pada siklus II. Adapun indikator kinerja untuk perolehan nilai aktivitas guru dan siswa mencapai 80 dengan kategori baik. Pembelajaran yang dilakukan pada siklus I sampai siklus II dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning menunjukkan hasil yang sangat baik.

 

  1. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Materi Bukti Beriman : Menepati Janji, Mensyukuri Nikmat, Menjaga Lisan dan Menutupi Aib Orang Lain Setelah Diterapkannya Model Pembelajaran Problem Based Learning pada Siswa Kelas XI TPB SMK Pancasila 3 Baturetno, Wonogiri.

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data adanya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Bukti Beriman : Menepati Janji, Mensyukuri Nikmat, Menjaga Lisan dan Menutupi Aib Orang Lain di kelas XI TPB SMK Pancasila 3 Baturetno dengan menerapkan model pembelajaran problem based learning. Hasil tersebut terlihat pada hasil tes tulis yang berjumlah 10 soal dengan rincian berupa 10. Pada tahap pra siklus diperoleh data sebanyak 7 siswa tuntas (melampaui KKM 70) dari 16 siswa, dengan persentase 42% dan nilai rata-rata kelas yaitu 60. Pada siklus I, diperoleh data sebanyak 12 siswa tuntas (melampaui  KKM 70) dari 16 siswa dengan persentase 75% dan nilai rata-rata kelas yaitu 76,87. Sedangkan pada siklus II, mengalami peningkatan melalui beberapa perbaikan sesuai dengan hasil reflekai pada siklus II. Pada siklus II, diperoleh data sebanyak 16 siswa tuntas (melampaui KKM 70) dari 16 siswa dengan persentase 100% dan nilai rata-rata kelas yaitu 87,5. Nilai Rata-Rata Siswa, terlihat peningkatan hasil belajar siswa kelas XI TPB pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Bukti Beriman : Menepati Janji, Mensyukuri Nikmat, Menjaga Lisan dan Menutupi Aib Orang Lain dari tahap pra siklus, siklus I, dan siklus II. Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan  Agama Islam materi Bukti Beriman : Menepati Janji, Mensyukuri Nikmat, Menjaga Lisan dan Menutupi Aib Orang Lain di kelas XI TPB SMK Pancasila 3 Baturetno Wonogiri.

  1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terkait peningkatan hasil belajar Pendidikan Agama Islam materi Bukti Beriman : Menepati janji, Mensyukuri Nikmat, Menjaga Lisan, dan Menjaga Aib Orang Lain melalui model pembelajaran problem based learning pada siswa kelas XI TPB Pancasila 3 Baturetno, Wonogiri, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Penerapan model pembelajaran problem based learning dalam meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam materi Bukti Beriman : Menepati janji, Mensyukuri Nikmat, Menjaga Lisan, dan Menjaga Aib Orang Lain pada siswa kelas XI TPB Pancasila 3 Baturetno, Wonogiri dapat terlaksana dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan meningkatnya hasil observasi guru dan hasil observasi siswa di setiap siklusnya. Pada siklus I, perolehan aktivitas guru mencapai 91,66 dengan kriteria baik, kemudian dilakukan perbaikan pada kinerja guru dan hasilnya meningkat pada siklus II menjadi 100 dengan kriteria sangat baik. Sedangkan pada siklus I, perolehan aktivitas siswa mencapai 90 dengan kriteria baik, dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 100 dengan kriteria sangat baik.

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Arifin, Zainul. 2016. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Basuki dan Miftahul Ulum. 2007. Pengantar Ilmu Pendidikan Islam. Ponorogo: STAIN Po Press

Dimyanti, Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Hadjar, Ibnu. 1996. Dasar-Dasar Metodologi Peneitian Kwantitatif dalam Pendidikan.      Jakarta: PT Raja Grafindo

Jihad, Asep. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo

Sanjaya, Wina. 2013. Penelitian Tindakan. Jakarta: Kencana

Subagyo, Joko. 2006. Metode Penelitian dalam teori dan praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D.      Bandung: Alfabeta

Suyono. 2017. Belajar dan pembelajaran. Bandung: PT Remaja Indonesia

Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana

https://islam.nu.or.id/tafsir/kajian-tafsir-cara-mensyukuri-nikmat-yang-tak-terbatas-5CIO2

https://dppai.uii.ac.id/tiga-jaminan-di-surga-bagi-lisan-yang-terjaga/

https://dppai.uii.ac.id/kamu-dianggap-baik-karena-allah-menutupi-aibmu/

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.