“Semula saya penasaran sama yang namanya kegiatan berwirausaha. Eh iya, satu lagi. Saya juga ingin merasakan sulitnya mencari uang,” ungkap Jumiadi dengan gayanya yang khas.
Siswa kelas XII Multimedia (MM) 1 ini telah menjalani usahanya dagang kue selama hampir setahun. Tak ada paksaan dari pihak mana pun. Kegiatan yang ia jalani ini termotivasi untuk meringankan beban orang tua dan menambah uang saku.

Ia menjajakan dagangannya di lobi sekolahan sebelum bel masuk berbunyi. Sisanya dijajakan saat istirahat. Mula-mula, pukul 05.50 WIB ia mengambil dagangan di tempat produsen kue bernama Ibu Kinasih. Sesampainya di sekolah ia jajakan kepada rekan-rekan satu tingkat maupun adik kelas. Tak mau aktivitas belajarnya terganggu, ia menyisihkan waktu khusus untuk menghitung penghasilan per hari. “Biasanya saya ngitung labanya sepulang sekolah. Jam 16.00-16.20,” tandasnya.
Pilihan jatuh pada sistem laba bersih Rp 250,00/biji kue. Tak tanggung-tanggung, laba bersih yang bisa ia dapatkan adalah Rp 50.000,00/hari. Variasi jenis kue yang dijajakan menjadi salah satu senjata jitu usaha dagangnya. Beberapa jenis kue yang biasa ia jual antara lain: roti goreng rasa selai, kroket, risol, brownies, puding, dan masih banyak lagi.

Demi menjaga konsentrasi belajarnya, ia tak setiap hari menjajakan kue. “Biar saya ndhak bosen. Teman-teman pasti kangen sama kue saya kalau ada jeda waktunya,” begitu kata pemuda yang berasal dari Desa Semen, Jatisrono ini.
Dengan kegiatan ini ia berharap dapat memiliki gambaran kalau nanti akan membuka usaha. Ia sangat berharap, setelah lulus nanti dapat bekerja guna mencari modal usaha. Kemudian mendirikan usaha mandiri sesuai bidang keahliannya yakni Multimedia. (HAN)
