Menu Tutup

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM      MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MAPEL PAI MATERI KOMPETISI DALAM KEBAIKAN DAN ETOS KERJA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DALAM      MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MAPEL PAI MATERI KOMPETISI DALAM KEBAIKAN DAN ETOS KERJA

KELAS X MPLB 1 SMK PANCASILA 6 JATISRONO

TAHUN PELAJARAN 2021/2022

 

 

Ana Putri Nur Alpaka 

SMK Pancasila 6 Jatisrono, Wonogiri, Jawa Tengah

  

ABSTRAK

 

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada pokok bahasan Materi kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja kelas X MPLB 1 SMK Pancasila 6 Jatisrono melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model Problem based learning  yang dilakukan dalam dua siklus untuk mencapai keberhasilan tindakan. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah hasil belajar siswa yang telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) lebih dari 80% siswa. Obyek penelitian ini adalah peserta didik kelas X MPLB 1 SMK Pancasila 6 Jatisrono Tahun Pelajaran 2021/2022 yang berjumlah 36 peserta didik. Tenik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi, tes hasil belajar, dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) telah dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya peningkatan rata- rata kelas dan ketuntasan belajar peserta didik. Rata-rata kelas pada siklus I sebesar 80,2, siklus II sebesar 84,2. Sedangkan ketuntasan belajar peserta didik pada siklus I sebesar 77,8 %, siklus II sebesar 94,4 %.

 

Kata kunci: Problem Based Learning (PBL), Hasil Belajar, kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja

 

 

 

  1. PENDAHULUAN

Terwujudnya kondisi pembelajaran peserta didik aktif merupakan harapan dari semua komponen pendidikan termasuk masyarakat dan para praktisi dunia pendidikan. Oleh karena itu dalam dalam kegiatan pembelajaran dituntut suatu strategi pembelajaran yang direncanakan oleh guru dengan mengedepankan keaktifan peserta didik saat proses belajar mengajar sedang berlangsung. Dengan proses mengajar yang mengedepankan keaktifan peserta didik diharapkan mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehingga hasil belajar menjadi lebih maksimal sesuai dengan tujuan pendidikan di sekolah.

Menurut Suparno,1 peserta didik yang aktif dalam proses pembelajaran dicirikan oleh dua aktivitas, yaitu aktivitas dalam berfikir (minds-on), dan aktivitas dalam berbuat (hands- on). Perbuatan nyata peserta didik dalam pembelajaran merupakan hasil keterlibatan berfikir peserta didik terhadap kegiatan belajarnya. Dengan demikian proses pembelajaran peserta didik aktif dalam kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang harus dilaksanakan secara terus menerus dan tidak berhenti. Hal ini dilakukan apabila interaksi antara guru dan peserta didik terjalin dengan baik. Sebab menurut Usman,2 interaksi dan hubungan timbal balik antara Guru dengan Peserta didik itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar.

Bedasarkan observasi yang telah dilakukan, bahwa ada beberapa masalah pembelajaran di sekolah yang antara lain adalah:

  1. Materi ajar yang tidak bermakna.
  2. Belajar hanya berisi ceramah yang
  3. Pembelajaran masih berpusat pada guru belum berpusat pada
  4. Suasana pembelajaran kurang menyenangkan tapi malah

Berdasarkan pada pendapat tersebut, menunjukkan bahwa aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar sangatlah diperlukan. Namun yang lebih penting lagi dalam meningkatkan aktivitas peserta didik tersebut ialah kemampuan Guru dalam merencanakan suatu kegiatan belajar mengajar sehingga dengan rencana tersebut peserta didik dapat beraktivitas dalam proses belajar mengajar hingga dicapai tujuan pembelajaran.

Dalam pengalaman penulis, masih sering menjumpai beberapa sekolah yang terdapat guru-guru yang masih menerapkan pendekatan konvensional dalam pembelajaran. Pembelajaran yang diselenggarakan banyak menggunakan metode-metode cenderung monoton dan membosankan, seperti metode ceramah.

Dampak dari penggunaan pendekatan yang tidak produktif dan tidak menarik berdampak pada rendahnya motivasi dan minat belajar siswa yang pada akhirnya menghasilkan prestasi belajar siswa rendah. Hal ini dibuktikan oleh adanya data hasil belajar siswa kelas X MPLB 1 SMK Pancasila 6 Jatisrono  yang mencapai ketuntasan belajar di bawah rata-rata, yakni 70.3

Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di atas, dipandang perlu menggunakan pendekatan lain sebagai solusi. Di antara pendekatan yang memungkinkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa adalah Metode Pendekatan Berbasis Aktivitas. Pendekatan ini memiliki kemampuan untuk mendorong siswa lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran yang pada gilirannya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Pandangan ini di dasarkan pada sejumlah kelebihan yang dimiliki oleh pendekatan tersebut.

Berbagai kelebihan Kelebihan Penggunaan Metode Pembelajaran Yang Berbasis pada Aktivitas Peserta didik,4 yakni:

  1. Membantu peserta didik untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan- keterampilan dan proses-proses kognitif. Usaha penemuan merupakan kunci dalam proses ini, seseorang tergantung bagaimana cara
  2. Pengetahuan yang diperoleh melalui strategi ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan pengertian, ingatan dan transfer.
  3. Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki dan
  4. Strategi ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya
  5. Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan motivasi sendiri.
  6. Strategi ini dapat membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerja sama dengan yang lainnya.
  7. Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan- Bahkan gurupun dapat bertindak sebagai siswa, dan sebagai peneliti di dalam situasi diskusi.
  8. Membantu peserta didik menghilangkan skeptisme (keragu-raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti.
  9. Siswa kan mengerti konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
  10. Membantu dan mengembangkan ingatan dan transfer kepada situasi proses belajar yang baru.
  11. Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri.
  12. Mendorong siswa berpikir intuisi dan merumuskan hipotesis
  13. Memberikan keputusan yang bersifat
  14. Situasi proses belajar menjadi lebih
  15. Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan manusia
  16. Meningkatkan tingkat penghargaan pada
  17. Kemungkinan siswa belajar dengan memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar.
  18. Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.

Berdasarkan pemikiran di atas, Penulis menganggap penting untuk melakukan penelitian lebih jauh tentang “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mapel PAI Materi Kompetisi dalam Kebaikan dan Etos Kerja  Kelas X MPLB 1  SMK Pancasila 6 Jatisrono Tahun Pelajaran 2021/2022”?

 

  1. KAJIAN TEORI

 

  1. Model Pembelajaran
    1. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya5

Model pembelajaran adalah suatu desain yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa/mahasiswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa. Suatu model pembelajaran yang baik memiliki beberapa karakteristik, yaitu: “ memiliki prosedur ilmiah, hasil belajar yang spesifik, kejelasan lingkungan belajar, kriteria hasil belajar, dan proses pembelajaran yang jelas.” Suatu model pembelajaran dapat memberikan beberapa manfaat. Pertama, memberikan pedoman bagi guru dan siswa bagaimana proses pencapaian tujuan pembelajaran. Kedua, membantu dalam pengembangan kurikulum bagi kelas dan mata pelajaran lain. Ketiga, membantu dalam memilih media dan sumber. Keempat, membantu meningktakan efektifitas pembelajaran.

Hampir semua model pembelajaran digunakan untuk pengembangan kemampuan berfikir(kognitif), afektif dan psikomotor tahap menengah dan tinggi dapat digunakan dalam pembelajaran kompetensi umum-akademik. Dalam pemilihan dan penggunaannya sudah tentu disesuaikan dengan tahap perkembangan siswa/mahasiswa, sifat mata pelajaran, serta dukungan sarana, fasilitas belajar serta lingkungan sekitar. Model pembelajaran yang diutamakan, selain menekankan pengembangan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor tahap tinggi, juga menempatkan siswa sebagai subjek belajar6.

  1. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu “ definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Dengan belajar manusia menjadi tahu, memahami, mengerti, dapat melaksanakan dan memiliki tentang sesuatu.Menurut morgan dan kawan-kawan (1986) yang menyatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman11.

  1. Pengertian Kompetisi Dalam Kebaikan

Berlomba-lomba dalam kebaikan atau dalam bahasa Arab disebut Fastabiqul khairat merupakan salah satu amalan yang dianjurkan dalam Islam. Amalan inilah yang akan memberatkan timbangan kebaikan kelak di akhirat. Fastabiqul khairat termasuk salah satu ciri dari orang yang beriman. Dikutip dari buku Sunah-sunah Kecil Berpahala Besar oleh Muhammad Safrodin, orang-orang yang beriman terbagi ke dalam tiga golongan, yaitu golongan orang yang berlomba-lomba dalam

  1. Pengertian Etos Kerja

Etos berasal dari bahasa Yunani (ethos) yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu, tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat. Etos dibentuk oleh berbagai kebiasaan, pengaruh budaya, serta sistem nilai yang diyakininya. Dari kata Etos ini, dikenal pula kata etika, etiket yang hampir mendekati pada pengertian akhlak atau nilai-nilai yang berkaitan dengan baik buruk (moral), sehingga dalam etos tersebut terkandung gairah atau semangat yang amat untuk mengerjakan sesuatu secara optimal, lebih baik, dan bahkan berupaya untuk mencapai kualitas kerja yang sesempurna mungkin.23

  • HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

 

  1. Deskripsi Prasiklus

Observasi awal yang peneliti lakukan sebelum melaksanakan tindakan berupa siklus, baik siklus satu maupun siklus dua. Observasi yang peneliti lakukan satu kali pertemuan pada hari/tanggal Sabtu, 22 Juli 2021. Peneliti memasuki ruang kelas X MPLB 1 sebagai subyek penelitian ketika terjadi proses belajar mengajar.

Data berupa informasi yang peneliti dapatkan, diuraikan sebagai berikut :

  1. Metode pembelajaran yang diterapakan oleh guru masih berupa metode ceramah yang menyebabkan peserta didik kurang fokus pada proses pembelajaran yang
  2. Siswa masih banyak yang sibuk dengan kegiatan pribadi yang tidak ada kaitannya dengan pelajaran, tidak memperhatikan materi ajar yang disampaikan oleh guru.
  3. Siswa tidak berani bertanya dan menyampaikan pendapatnya berkaitan dengan materi ajar yang
  4. Siswa masih banyak yang tidak mampu mengulangi kembali materi ajar yang disampaikan oleh

 

B.  Deskripsi Hasil Siklus I

Kegiatan awal dari siklus I ini dilaksanakan berdasarkan pengamatan terhadap pembelajaran PAI kelas X MPLB 1  yang telah dijelaskan diatas, bahwa dalam pembelajaran PAI kelas X MPLB 1  masih banyak kekurangan, hal tersebut karena dalam mengajar guru masih menggunakan metode konvensional yaitu ceramah dalam proses pembelajaran, sehingga siswa masih sibuk dengan kegiatan pribadinya, kurang aktifnya siswa dalam menjawab dan bertanya dan hasil pelajaran PAI masih kurang baik, dapat dilihat dari hasil tes kemampuan awal yang telah dilakukan.

Berdasarkan masalah-masalah yang timbul maka direncanakan sesuatu tindakan dalam proses pembelajaran. Dari tindakan yang diberikan, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI). Tindakan siklus I dilaksanakan pada tanggal 22 Juli 2021 yang terdiri dari beberapa tahap yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan, Tindakan, Observasi dan Refleksi.

1.    Perencanaan

Berdasarkan hasil identifikasi serta penetapan masalah dari kegiatan observasi survey awal, peneliti mengajukan alternatif pemecahan masalah dengan menerapkan media pembelajaran. Pada tahap ini, peneliti menyusun skenario pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran problem based learning dan menggunkan metode diskusi.

Adapun urutan tindakan yang direncanakan akan diterapkan dalam siklus I adalah sebagai berikut:

  1. Guru menyusun skenario pembelajaran Menganalisis ayat Al-Qur’an (QS. Al-Maidah/5:48 dan QS. At-Taubah/9: 105) dan hadis tentang perintah untuk berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja.
  2. Guru merencanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM), Pembelajaran luring juga penerapan Technological Pedagogical Content Knowledge (TPACK) dalam pembelajaran dan sesuai tuntutan karakteristik pembelajaran abad 21.
  3. Pada pembelajaran hari Sabtu, 22 Juli 2021 pukul 10.00 WIB guru melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin. Kemudian guru menyampaikan motivasi/ice breaking untuk menyemangati peserta didik dan memberi pengertian  tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan & manfaat) dengan mempelajari materi kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja. Guru  menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, tujuan pembelajaran yang akan dicapai, serta metode belajar yang akan ditempuh. Kemudian guru masuk pada bagian inti yaitu pada sintak mengorientasikan siswa pada masalah,
  4. Guru menayangkan PPT tentang gambar ilustrasi Infografis tentang kegiatan-kegiatan yang menjurus ke arah kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja kemudian anak menjelaskan dan menanggapi gambar-gambar tersebut. Kegiatan berikutnya adalah guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
  5. Dilanjutkan sintak mengorganisasikan siswa untuk belajar, guru menampilkan ayat S Al Maidah ayat 48 dan AT Taubah 105 kemudian siswa dibimbing untuk merumuskan pendapat dan pertanyaan berkaitan dengan tersebut. Kemudian guru mengarahkan siswa untuk membentuk 4 kelompok.
  6. Pada sintak membantu penyelidikan mandiri dan kelompok, guru membimbing siswa agar mengumpulkan dan mencari informasi dengan membaca buku paket dan bahan ajar lain terkait materi kompetesi dalam kebaikan dan etos kerja terutama dalam Q.S Al Maidah ayat 48 dan QS At Taubah 105. Lantas dilanjutkan dengan diskusi tentang kompetsi dalam kebaikan dan etos kerja (pengertian, ayat, isi kandungan, identifikasi tajwid. hadis  terkait) Dilanjutkan pada sintak mengembangkan dan menghasilkan karya, Peserta didik   berdiskusi untuk merumuskan materi sesuai kelompok masing-masing yakni Kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja di presentasikan berdasarkan LKPD dari guru lalu hasil diskusi ditunjukkan kepada
  7. Pada sintak analisis dan evaluasi, setiap kelompok melakukan presentasi di depan kelas, kelompok lain menanggapi. Kemudian peserta didik bersama guru menyimpulkan dan membuat rangkuman hasil Berikutnya Guru memberikan soal evaluasi tentang materi yang dipelajari dengan menggunakan LKPD.
    1. Peneliti menyusun modul ajar siklus I serta menyusun tujuan Pembelajaran
    2. Peneliti mempersiapkan PPT pembelajaran yang akan
    3. Peneliti menyusun instrumen penelitian berupa angket, jurnal refleksi siswa, lembar observasi untuk menilai pengetahuan dan keterampilan siswa.
    4. Peneliti menentukan jadwal pelaksanaan tindakan siklus I yaitu pada Sabtu, 22 Juli 2021 pukul 10.00 WIB

2.      Tindakan

Tindakan siklus I ini direncanakan berlangsung pada Sabtu, 22 Juli 2021, kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan durasi 40  menit dan menggunakan model pembelajaran tatap muka (PTM). Pembelajaran ini dilaksanakan berdasarkan skenario dan Modul Ajar  yang telah disusun peneliti. Pada siklus I ini materi yang akan disampaikan guru adalah tentang QS Al Maidah ayat 48 dan At Taubah 105 serta hadis tentang kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja.

Tahap ini dilakukan dengan melaksanakan skenario pembelajaran yang telah direncanakan. Pada pada hari Sabtu, 22 Juli 2021 pukul 10.00 WIB.

  1. Guru memasuki kelas X MPLB 1 selanjutnya guru melakukan pembukaan dengan salam pembuka dan berdoa untuk memulai pembelajaran, memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin. Kemudian guru menyampaikan motivasi tentang apa yang dapat diperoleh (tujuan & manfaat) dengan mempelajari kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja dan dilanjutkan dengan menjelaskan hal-hal yang akan dipelajari, Tujuan yang akan dicapai, serta metode belajar yang akan
  2. Kemudian guru masuk pada bagian inti pembelajaran yaitu pada sintak mengorientasikan siswa pada masalah, Guru menayangkan PPT tentang gambar ilustrasi Infografis tentang kegiatan-kegiatan yang menjurus ke arah kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja kemudian anak menjelaskan dan menanggapi gambar-gambar tersebut. Kegiatan berikutnya adalah guru menyampaikan tujuan pembelaja
  3. Dilanjutkan sintak mengorganisasikan siswa untuk belajar, Guru menayangkan PPT tentang gambar ilustrasi Infogrrafis tentang kegiatan-kegiatan yang menjurus ke arah kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja kemudian anak menjelaskan dan menanggapi gambar-gambar tersebut. Kemudian siswa dibimbing untuk merumuskan pendapat dan pertanyaan berkaitan dengan cerita gambar Kemudian guru mengarahkan siswa untuk membentuk empat kelompok.
  4. Pada sintak membantu penyelidikan mandiri dan kelompok, guru membimbing siswa agar mengumpulkan dan mencari informasi dengan membaca buku paket dan bahan ajar lain terkait materi Kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja. Lantas dilanjutkan dengan siswa berdiskusi mengungkapkan pendapat pada kelompoknya masing-masing tentang S Al Maidah 48 dan Q.S At Taubah 105 dan hadis terkait materi kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja.
  5. Dilanjutkan pada sintak mengembangkan dan menghasilkan karya, Peserta didik berdiskusi untuk merumuskan materi sesuai kelompok masing-masing yakni S Al Maidah 48 dan Q.S At Taubah 105 dan hadis terkait materi kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja. berdasarkan LKPD dari guru lalu hasil diskusi ditunjukkan kepada guru.
  6. Pada sintak analisis dan evaluasi, setiap kelompok melakukan presentasi di depan kelas, kelompok lain Kemudian peserta didik bersama guru menyimpulkan dan membuat rangkuman hasil diskusi. Berikutnya Guru memberikan soal evaluasi tentang materi yang dipelajari dengan menggunakan LKPD yang sudah dibuat. Bagian penutup diawali dengan peserta didik bersama guru menyimpulkan pembelajaran. Peserta didik melakukan refleksi atas pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kemudian peserta didik dan guru merencanakan tindak lanjut pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya. Peserta didik dan guru berdoa mengakhiri kegiatan belajar mengajar. Terakhir, peserta didik menjawab salam penutup dari guru.

Dalam satu siklus, ada satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 40 menit. Tahap ini dilakukan bersamaan dengan observasi terhadap dampak tindakan.

3.      Observasi

Observasi akan dilakukan peneliti saat pembelajaran berlangsung. Observasi berupa kegiatan pemantauan, pencatatan, serta pendokumentasian segala kegiatan selama pelaksanaan pembelajaran. Observasi ini dilaksanakan pada Sabtu, 22 Juli 2021 pada jam 10.00-10.40 WIB. Pada Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan materi Kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja menggunakan model problem based learning dan metode diskusi. Pengamatan difokuskan pada berlangsungnya proses pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses diskusi berlangsung. Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai peneliti sekaligus guru yang melakukan proses pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan peneliti, secara garis besar diperoleh gambaran tentang proses kegiatan belajar mengajar pada siklus I sebagai berikut:

  1. Sebelum mengajar, guru mempersiapkan rencana pembelajaran yang akan dijadikan pedoman dalam
  2. Pelaksanaan tindakan siklus I berlangsung selama 1 kali pertemuan, diikuti oleh siswa kelas X MPLB 1 berjumlah 18  siswa dari 36 siswa.
  3. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan materi Kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja yaitu guru mengajar dengan arah dan tujuan yang jelas. Pada awal pembelajaran, guru mengemukakan dengan jelas tentang skema Pembelajaran dilakukan dengan model pembelajaran problem based learning dan metode diskusi. Pembelajaran berlangsung dua arah antara guru dan siswa.
  4. Ketika guru menayangkan PPT tentang cerita gambar dalam pembelajaran ada beberapa siswa yang tidak
  5. Setelah menayangkan cerita gambar dalam pembelajaran, guru memberikan pertanyaan kepada anak tentang cergam apakah termasuk kompetisi dalam kebaikan atau etos kerja.
  6. Kelemahan atau kekurangan selama pelaksanaan tindakan siklus I yakni sebagai berikut:
    • Siswa masih ada yang malu mengungkapkan pendapat dalam
    • Siswa kurang bisa mengoptimalkan waktu dengan baik. Ketika waktu diskusi yang diberikan guru sudah habis, siswa sering belum selesai dalam mengerjakan
    • Ketika refleksi, siswa belum memberikan komentar atas pembelajaran yang telah mereka

4.      Refleksi

Hasil pengamatan terhadap pelaksanan tindakan pada siklus I dapat dideskripsikan bahwa siswa mengikuti pembelajaran dengan  baik. Namun, mereka kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran dan ditinjau secara kognitif mereka belum mampu menganalisis keududkan Al Qur’an dalam sumber hukum Islam secara tepat dan benar. Hal ini terjadi karena mereka masih sangat kurang dalam literasi dan mengumpulkan informasi. Hal ini dapat disimpulkan dari evaluasi pembelajaran dimana masih ada siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 70 (KKM) berjumlah 8 siswa

 

Berdasarkan hasil pengamatan penelitian pada siklus I, dapat dikatakan bahwa kualitas pembelajaran belum mengalami peningkatan yang cukup berarti. Hal ini ditandai oleh beberapa hal berikut.

  1. Siswa masih kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini tercermin berdasarkan penilaian proses pembelajaran terdapat 4 % siswa yang kurang aktif dan 16.7 % siswa tidak aktif.
  2. Kemampuan siswa dalam memahami materi Kompetisi Dalam Kebaikan Dan Etos Kerja Serta Hadis Terkait masih belum sesuai harapan. Siswa yang mendapatkan nilai mencapai KKM baru 28 siswa (77,8 %) sedangkan 8 siswa (2 %) yang lain masih berada di bawah KKM.

Berdasarkan hasil analisis tersebut, tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pembelajaran belum terpenuhi. Berdasarkan analisis tersebut, berikut ini dikemukakan refleksi dari kekurangan yang telah ditemukan.

  1. Guru diharapkan merencanakan dan melaksanakan model problem based learning dengan strategi atau metode yang lebih menarik atau lebih baik.
  2. Siswa diharapkan lebih aktif dalam proses pembelajaran yang berlangsung, dengan aktif bertanya, menanggapi hasil diskusi kelompok, menjawab pertanyaan guru, dan selalu merespon stimulus yang diberikan guru.

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan pada siklus I dikatakan belum berhasil karena belum mencapai hasil maksimal. Oleh karena itu siklus 2 sebagai perbaikan proses pembelajaran pada siklus I, perlu dilaksanakan.

  1. Deskripsi Hasil Siklus II
    1. Perencanaan

Berdasarkan hasil belajar siswa pada siklus II, dan jurnal pengamatan yang dilakukan oleh kolaborator, pada dasarnya hasil belajar siswa pada siklus ini sudah memenuhi target yang ditetapkan, namun masih ada beberapa siswa yang belum tuntas, sehingga peneliti merencanakan alternatif pemecahan masalah dengan menerapkan kembali model pembelajaran Problem Based Learning dengan langkah sebagai berikut.

  1. Peneliti menyusun skenario pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem based learning. Pada siklus II materi yang akan dipelajari adalah Mufradat ayat Al maidah 48 dan At Taubah 105 sebagaimana yang telah direncanakan
  2. Peneliti menyusun modul ajar siklus II sebagai perbaikan pada siklus sebelumnya yang berupa pembelajaran tatap muka (luring), LKPD yang nanti digunakan oleh siswa untuk menuliskan hasil karya atau hasil diskusi , serta menyusun ketercapaian pembelajaran  yang telah disesuaikan dengan tujuan pembelajaran akan dicapai dan materi yang akan dipelajari pada siklus II ini.
  3. Peneliti mempersiapkan Ice breaking,PPT tentang mufradat ayat Al maidah 48 dan At taubah 105.
  4. Peneliti menyusun instrumen penelitian berupa angket, jurnal refleksi siswa, lembar observasi untuk menilai pengetahuan dan keterampilan siswa
  5. Peneliti menentukan jadwal pelaksanaan tindakan siklus II yaitu pada Selasa, 1 Agustus 2021
    1. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan siklus II yang direncanakan pada  Selasa, 1 Agustus 2021 berjalan dengan baik. Pembelajaran dilaksanakan dalam waktu 1 x 45 menit dan menggunakan sistem tatap muka  (luring) di SMK Pancasila 6 Jatisrono. Pembelajaran ini dilaksanakan berdasarkan skenario dan modul ajar yang telah disusun guru/peneliti.

Pada siklus II ini materi yang disampaikan guru adalah tentang mufradat ayat Al maidah 48 dan at taubah 105 serta hadist terkait  dengan tujuan pembelajaran  sebagai berikut :

Setelah mengikuti pembelajaran dengan model problem based learning, siswa diharapkan mampu:

  1. Menganalisis ayat Al-Qur’an (QS. Al-Maidah/5: 48 dan QS. At-Taubah/9: 105) dan hadis tentang perintah untuk berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja.(C-4)
  2. Membaca Al-Qur`an dengan tartil, menghafal dengan fasih dan lancar ayat Al-Qur’an (QS. Al-Maidah/5: 48 dan QS. At-Taubah/9: 105) serta hadis tentang perintah untuk berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja(C-1)
  3. Menyajikan konten dan paparan tentang perintah untuk berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja (C-4)
  4. Membiasakan sikap kompetitif dalam kebaikan dan etos kerja(C-3)

Guru/peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai yang direncanakan dalam Modul ajar siklus II. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran problem based learning dengan langkah-langkah sebagai berikut.

  1. Pembukaan, guru mengkondisikan kelas, membuka pembelajaran dengan salam, mengajak siswa untuk berdoa, agar pembelajaran berjalan lancar, serta diberikan kemudahan dalam memperoleh ilmu dan memahaminya, melakukan presensi/absensi,memberikan ice breaking, memberikan apersepsi untuk mengingatkan siswa pada materi pembelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya dan mengaitkan materi yang telah dipelajari dengan materi yang akan dipelajari hari ini, membaca tujuan dan ketercapaian dalam pembelajaran.
  2. Pada kegiatan inti, guru melakukan orientasi masalah dimulai dengan menampilkan PPT kemudian guru bertanya tentang sejauhmana pemahamnya tentang kosa kata/mufradat .kemudian ada salah satu siswa yang menjawab dan anak tersebut teryata sudah bisa menjelaskan tentang mufradat dan contohnya.
  3. Guru mengorganisasi siswa untuk belajar dengan metode diskusi dalam menyelesaikan masalah. Diawali dengan membagi siswa menjadi 4 kelompok yang masing-masing terdiri dari 4-5 siswa, kemudian memberikan permasalahan untuk didiskusikan pemecahaannya oleh siswa dalam diskusi secara kelompok. Siswa dipersilahkan mengumpulkan informasi dengan cara membuka buku, browsing di internet dan referensi lain untuk dapat memecahkan permasalahan yang diajukan oleh guru. Dengan terlebih dahulu telah di instruksikan untuk membaca materi sebelum pembelajaran. Diharapkan jika siswa telah membaca terlebih dahulu materi yang akan dipelajari, maka waktu yang diberikan untuk berdiskusi dapat benar-benar digunakan secara efektif untuk menggali informasi dari referensi lainnya dan digunakan untuk memecahkan permasalahan yang diajukan oleh guru.
  4. Guru membantu penyelidikan kelompok. Penyelidikan dilakukan ke berbagai sumber termasuk di internet (TPACK) memanfaatkan HP yang dimiliki masing-masing siswa.
  5. Siswa menyajikan hasil diskusi dengan presentasi , siswa lain menanggapi dengan pertanyaan dan kemudian di diskusikan dan dikomunikasikan dengan kelompok lain, guru memberikan penguatan dan konfirmasi.
  6. Guru menutup pembelajaran dengan menyampaikan penugasan untuk memperdalam pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari, dengan mengerjakan beberapa soal yang diberikan guru yang diberikan, menyampaikan rencana kegiatan pembelajaran pada pertemuan berikutnya, permainan evaluasi pembelajaran hari ini dan penilaian LKPD untuk mengevaluasi pembelajaran dan mengetahui hasil belajar siswa  setelah dilaksanakan pebelajaran pada hari ini, kemudian melakukan refleksi pembelajaran untuk memperoleh masukan dari siswa tentang perbaikan yang harus dilakukan oleh guru agar pembelajaran berikutnya dapat dilaksanakan dengan lebih baik dan lebih efektif. Kemudian ditutup dengan salam.
    1. Observasi

Pengamatan dilakukan peneliti saat pembelajaran berlangsung. Pengamatan tindakan berupa kegiatan pemantauan, pencatatan, serta pendokumentasian segala kegiatan selama pelaksanaan pembelajaran. Berdasarkan pengamatan peneliti, secara garis besar diperoleh gambaran tentang proses kegiatan belajar mengajar pada siklus II  sebagai berikut.

  1. Siswa yang mengikuti pembelajaran sebanyak 18 siswa, dari 36 siswa
  2. Ketika guru mempersilahkan siswa untuk menanggapi pertanyaan dari guru, siswa sudah lebih berani untuk mengemukakan pendapatnya dengan rasa percaya diri.
  3. Siswa sudah cukup aktif saat berdiskusi dengan kelompoknya.
  4. Siswa sudah cukup aktif dalam Hal ini tercermin dari beberapa kali penyampaian hasil diskusi dari masing-masing kelompok, beberapa siswa antusias ingin bertanya dan menanggapi namun terbatas oleh waktu.
  5. Waktu pembelajaran yang direncanakan adalah satu jam pelajaran yaitu 45 menit, dapat terlaksana dengan baik.
    1. Refleksi

Hasil pengamatan terhadap pelaksanan tindakan pada siklus 2 dapat dideskripsikan bahwa siswa mengikuti pembelajaran dengan baik. Jika dibandingkan dengan pembelajaran pada silus 1, siswa cenderung lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, ditinjau secara kognitif mereka sudah cukup baik menganalisis ayat Al-Qur’an (QS. Al-Maidah/5: 48 dan QS. At-Taubah/9: 105) dan hadis tentang perintah untuk berkompetisi dalam kebaikan dan etos kerja. Peningkatan ini terjadi karena siswa telah melakukan literasi dan mengumpulkan informasi sebelum pembelajaran dilakukan.

Hal ini dapat disimpulkan dari hasil evaluasi pembelajaran yang menunjukkan peningkatan rata-rata nilai siswa pada siklus II dibandingkan pada siklus I KKM baru 28 siswa (77,8 %) sedangkan 8 siswa (22.2 %) yang lain masih berada di bawah KKM., sedang pada siklus II  ini prosentase ketuntasan sebesar 94,4 % meskipun masih ada 2 siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM dengan rata-rata nilai siswa 84,2

 

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran sudah sesuai dengan waktu yang direncanakan.

Berdasarkan hasil pengamatan penelitian pada siklus II, dapat dikatakan bahwa kualitas pembelajaran sudah mengalami peningkatan yang cukup berarti dan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hal ini ditandai oleh beberapa hal berikut.

  1. Siswa yang aktif dalam pembelajaran mengalami peningkatan dari sebelumnya, hal ini tercermin pada hasil penilian proses didapati sekitar 72,2 % yang telah aktif, sekitar 24 % siswa yang sedikit aktif dan hanya tingal 5 % siswa yang tidak aktif dalam pembelajaran.
  2. Kemampuan siswa dalam memahami mufradat ayat al maidah 48 dan at taubah 105 materi Kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja cukup baik . Siswa yang mendapatkan nilai melebihi KKM meningkat, dari 86,1 % menjadi 94.4 %, dengan demikian prosentase siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar juga menurun dari 13.9 % menjadi 5.6 % saja.

Berdasarkan hasil analisis tersebut, tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pembelajaran telah tercapai meskipun masih ada 2 siswa yang belum tuntas dalam belajar. Berikut ini dikemukakan refleksi dari pembelajaran yang telah ditemukan pada siklus II.

  1. Guru telah merencanakan dan melaksanakan model problem based learning dengan strategi atau metode yang menarik atau lebih baik.
  2. Siswa telah menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran yang berlangsung, dengan aktif bertanya, menanggapi hasil diskusi kelompok, menjawab pertanyaan guru, dan selalu merespon stimulus yang diberikan guru.

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan pada siklus II dikatakan telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MPLB 1 yang dibuktikan dengan kenaikan rata-rata nilai siswa pada siklus II dibandingkan dengan siklus I, dan prosentase ketuntasan siswa juga mengalami peningkatan dan telah melebihi indicator keberhasilan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian tindakan yang dilakukan pada siklus II dengan model pembelajaran Problem Based Learning yang telah dilakukan oleh peneliti telah mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MPLB 1  pada materi Kompetisi dalam Kebaikan Dan Etos Kerja.

  1. Pembahasan dan Hasil penelitian

Berdasarkan hasil pengamatan tindakan yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Kompetisi dalam Kebaikan Dan Etos Kerja dipandang sudah berhasil diterapkan di kelas X MPLB 1 SMK Pancasila 6 Jatisrono  dengan 2 siklus tindakan.

Secara garis besar, penelitian ini telah menjawab rumusan masalah yang sudah diungkapkan peneliti pada Bab I. Rumusan masalah pada bab I yaitu Apakah penerapan  model pembelajaran Problem Based Learning pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MPLB 1 SMK Pancasila 6 Jatisrono Tahun Pelajaran 2021/2022?

Adapun jawaban untuk perumusan masalah di atas adalah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning yang dilakukan dengan sintak mengorientasikan siswa pada masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, membantu penyelidikan mandiri dan kelompok, mengembangkan dan menghasilkan karya, analisis dan evaluasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MPLB 1 pada pokok bahasan X MPLB 1 SMK Pancasila 6 Jatisrono Tahun Pelajaran 2021/2022.

Penelitian ini dilaksanakan pada dua siklus, dengan uraian kegiatan pada siklus I sebagai berikut:

  1. Guru menyusun skenario pembelajaran dengan tatap muka (luring) dengan membagi materi menjadi 2 bagian, dimana pada siklus I, materi yang disampaikan adalah penjealasan materi kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja serta hadis terkait
  2. Peneliti menyusun modul ajar siklus I serta menyusun tujuan ketercapaian pembelajaran dan tujuan pembelajaran.
  3. Peneliti mempersiapkan cerita gambar dalam PPT yang akan ditayangkan untuk mengorientasikan siswa pada permasalahan.
  4. Peneliti menyusun instrumen penelitian berupa angket, jurnal refleksi siswa, lembar observasi untuk menilai pengetahuan dan keterampilan siswa.
  5. Peneliti menentukan jadwal pelaksanaan tindakan siklus I

Deskripsi hasil pembelajaran pada siklus I menyatakan bahwa masih ada beberapa kekurangan dalam pembelajaran siklus I. Kelemahan yang ditemukan dari siswa dan guru, yaitu sebagai berikut:

  1. Siswa masih ada yang malu-malu dan enggan mengungkapkan pendapat dalam diskusi.
  2. Siswa masih sangat kurang dalam literasi, sehingga materi yang didiskusikan terasa masih dangkal, serta waktu diskusi tersita untuk mebaca materi.
  3. Ketika refleksi, siswa belum memberikan komentar atas pembelajaran yang telah mereka ikuti.
  4. Guru masih kurang dalam mempersiapkan peralatan sehingga menyita waktu pembelajaran untuk mempersiapkan alat.
  5. Managemen waktu yang masih kurang baik, sehingga waktu yang tersedia terasa kurang optimal untuk pembelajaran.

Siklus II dilaksanakan untuk mengatasi kekurangan pada siklus I. Pada siklus II ini guru masih menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning. Materi yang dipelajari pada siklus II adalah mufradat ayat al maidah 48 dan at taubah 105  yang merupakan kelanjutan dari materi pada siklus I. Berdasarkan hasil pengamatan penelitian pada siklus II, dapat dikatakan bahwa kualitas pembelajaran mengalami perbaikan, dibuktikan dengan peningkatan keaktifan siswa dan siswa telah lebih berani untuk mengungkapkan pendapatnya, mengungkapkan pertanyaan dan berupaya menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya. Pemahaman siswa terhadap materi juga mengalami peningkatan, dibuktikan .

Hal ini dapat disimpulkan dari hasil evaluasi pembelajaran yang menunjukkan peningkatan rata-rata nilai siswa pada siklus II dibandingkan pada siklus I KKM baru 28 siswa (77,8 %) sedangkan 8 siswa (22.2 %) yang lain masih berada di bawah KKM., Kemampuan siswa dalam memahami mufradat  ayat al maidah 48 dan at taubah 105 materi Kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja cukup baik . sedang pada siklus II  ini prosentase ketuntasan sebesar 94,4 % meskipun masih ada 2 siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM dengan rata-rata nilai siswa 84,2, dengan demikian prosentase siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar juga menurun dari 13.9 % menjadi 5.6 % saja.

Berdasarkan hasil analisis tersebut, tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan pembelajaran telah tercapai meskipun masih ada 2 siswa yang belum tuntas dalam belajar. Berikut ini dikemukakan refleksi dari pembelajaran yang telah ditemukan pada siklus II.

Pada siklus II, keaktifan siswa dalam pembelajaran terpantau sangat baik, telah mengalami perubahan yang sangat significant dimana siswa telah lebih berani dan percaya diri mengungkapkan pendapat dan menanggapi pendapat serta pertanyaan dari temanya. Dalam pemahaman materi, juga mengalami peningkatan, dibuktikan dengan peningkatan rata-rata nilai evaluasi pengetahuan siswa dan peningkatan prosentase ketuntasan siswa yang pada siklus I  telah mencapai 77,8 % sedangkan pada siklus II ini meningkat lagi menjadi 94,4% dengan rata-rata siswa yang cukup bagus yaitu 84,2.

 

  1. Kesimpulan

Berdasarkan kajian teori, hasil penelitian, dan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik simpulan bahwa penelitian tindakan kelas Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning sudah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa pada materi kompetisi dalam kebaikan dan etos kerja  kelas X MPLB 1 SMK Pancasila 6 Jatisrono tahun pelajaran 2021/2022, terbukti dengan meningkatnya hasil belajar dalam proses pembelajaran pada siklus I dan siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dari perbandingan rata-rata nilai hasil belajar siswa antar siklus yaitu 80,2 pada siklus I dan 84,2 pada siklus II, serta peningkatan prosentase ketuntasan siswa, yaitu 77,8 % pada siklus I; dan 94.4 % pada siklus II.

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata, 2001, Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru-Murid, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Dimyati, Moedjiono. 1993. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Dokumen Guru PAI Kelas X

Hamalik; O, 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Sistem. Jakarta: PT Bumi Aksara   Kemendikbud (dalam buku pelatihan guru Implementasi Kuriulum 2013)

Muhammad Ali, 2002, Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Mulyasa, 2011, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Moh. Nazir,2005, Metode Penelitian, (Bogor Selatan: Ghalia Indonesia.

Moleong, L. J. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. 1988.  Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung : Penerbit Tarsito.

Nelty Khairiyah, Endi Suhendi Zen. 2017, Penidikan Agama Islam dan Budi Pekerti .Jakarta: Kemdikbud.

Ngalim Purwanto. 2007. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nurhadi, 2002. Pendekatan Kontekstual. Malang: Universitas Negeri Malang

Nurhadi. Senduk, G., A., 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannyadalam KBK. Malang: Universitas Negeri Malang.

Noehi Nasution dkk. 1992. Materi Pokok Psikologi Pendidikan. Jakarta: Depdikbud. Rusdi, 2013, Ajaibnya Tawadhu dan Istiqamah. Yogyakarta: Diva Press.

Sadijan, dkk. 2019. Jurnal Penelitian Forum Komunikasi Pengembangan Profesi Pendidikan Kota Surakarta (Surakarta: Forum Komunikasi Guru Pengawas).

Spradley, J., P. 1980. Participant Observation. New York: Holt, Rinehart and Winston Suharsimi Arikunto, Suhardjono dan Supardi, 2009 Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Suparno, P., Rohandi, R., Sukadi, G., Kartono, S. 2001. Reformasi Pendidikan Sebuah Rekomendasi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius

Syah. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Warsito, Bambang. 2008. Penelitian Tindakan Kelas (Malang: Surya Pena Gemilang)

Usman, Uzer, M. 2002. Menjadi Guru Profesional. Edisi kedua. Cet,akkan ke empat belas. Bandung : PT Remaia Rosdakarya.

Kuswanti.2022 . Penggunaan model Problem Based Learning dalam meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti peserta didik kelas XI SMK Negeri 1 Punggelan.

Sri Wahyuni.2022. Penerapan Model Problem based learning  Untuk Meningkatkan PrestasiBelajar Siswa Pada Materi Etos Kerja Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 1 Kasongan.

 

 

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.